Address
Jl. Rawamangun Muka, Pulo Gadung, Jakarta Timur, DKI Jakarta – 13220
Phone

Dilarang Simetris


Aida Fitri Nurul Khadijah | Klandestin | Bimbingan dan Konseling 2021

Angin kering menggoyang dombretkan antena Tuba yang sedang memperhatikan rakyat lebah dari atas singgasana apelnya. Di musim gugur, angin kerap kali mengoyak sarang madu mereka, bahkan yang kokoh dengan bahan baku liur  tujuh sesepuh pun sudah runtuh sebagian.  Ditambah kelahiran generasi termuda, generasi Alphonso di kawanan Lebah Hanimun membuat Tuba, sang ratu lebah merasa perlu memulai proyek pembangunan sarang madu agar nutrisi rakyat secara rata terpenuhi.

Musim gugur kali ini, Tuba ingin mencari lebah pekerja yang bisa membuat sarang madu yang dapat tahan dengan berbagai musim, terutama musim dingin nanti. “Bzzzzz Bbzzz bzbzbzbzzz. Zbbbzzbbz bbbzzz zzz bbzzzbz bzzbbbz. Bzbzbz bzzzbbbbzzzz zbbzbb zbzb bzzbzzzz. Bz!” 

Yang dalam bahasa manusia berarti “Anggaran untuk proyek sarang madu di musim gugur selalu membengkak. Imbalannya akan saya pertimbangkan nanti. Kali ini tolong hanya kerahkan lebah pekerja generasi Zamzon yang terbaik dari setiap circle. Segera!”

Apabila Tuba telah berkata “Bz!”, maka para menteri terbang ke bawah, makan dan berjoget untuk mengusir panik sebelum bertugas. Semuanya kenyang dan tenang lalu mulai mendatangi circle dari yang paling dekat dengan koloninya. Biasanya, setelah mendapat ganjil 59.999 lebah delegasi, salah satu dari menteri akan melapor pada Tuba. Eba, selaku menteri pembangunan menghampiri Tuba dengan sopan hingga mengesot dan menjilat-jilat jejak Tuba. “Bbz! Bzzzbzbzz bbbz zbbzzz bbbzbzz. Zzbz,” lapornya. 

Tuba hendak menguji siapa yang pantas memimpin proyek di antara 59.999 lebah terdata. Mestinya menteri pembangunan, tapi Eba hendak cuti karena suaminya mengajak duel untuk menentukan siapa yang mesti disalahkan perihal anak remaja mereka yang divonis Colony Collapse Disorder (CCD). Tugas pertama pun diberikan. Membuat gambar arsitektur sarang madu sebagai portofolio awal.

Beribu lebah pekerja yang hanya tahu bekerja langsung mengundurkan diri jadi pemimpin proyek. Lantas bertahanlah lebah yang gigih belajar, tersenyumlah lebah yang berbakat, dan berkuasalah borjuis yang meminta tetangganya menggambar dengan upah manisan kulit apel yang sedang segar-segarnya. 

Bagusnya, tugas pertama cukup menyeleksi ribuan lebah sehingga tugas kedua pun jadi tugas yang terakhir untuk menentukan pemimpin proyek. Hanya tersisa 59 lebah yang bersaing mengerjakan tugas membuat miniatur sarang madu yang sudah digambar dan mengujinya 3 hari 3 malam. Kali ini Tuba sendiri yang berkeliling melihat 59 sarang yang dikerjakan. 

🐝🐝🐝

Ale termasuk lebah generasi  Zamzon yang gigih. Dia tahu, mencantumkan detail oriented dalam curriculum vitae-nya bukan tanpa sebab. Ia selalu memastikan kamar sel sarangnya sempurna. Jika ada sedikit saja cacat, Ale akan langsung memperbaiki di hari yang sama.

Teman satu circle-nya menganggap Ale hanya terlalu serius sedang tetangganya berpikir ia tergila-gila jadi unggulan. Bagaimanapun, ia merasa bahwa kesempurnaan adalah kekuatan.

Ketika bekerja, tiba-tiba ada angin kencang yang membuat salah satu sel sarangnya malah pentagon. Ale merasa sangat cemas. Ia ingin segera memperbaiki kesalahan itu, tapi waktu terus berjalan dan pesaing lain sudah menyelesaikan banyak sel. Ale mulai merasa tertinggal dan memutuskan untuk memperbaiki sel yang rusak. “Bzbzbz zzzbbbbbzbbz bzbz bzbzbzb bzzzbz,” keluhnya. 

Saat ia fokus memperbaiki satu bagian yang terkena angin, ia tak menyadari bahwa ada bagian lain meleleh karena belum tuntas ia buat. Tiba-tiba lagi, ada nektar bunga yang menabrak sel yang masih basah hingga menempel dan menodai karya Ale. Semuanya kacau dan tidak sesuai rancangan Ale. Tuba datang dan Ale semakin gelagapan. Ale mengira ratu lebah akan risih karena sarangnya tidak sempurna. Namun, Tuba dengan tenang berkata, “Bzzzzz bzzbzz zbzbzzbbbz bzzz zzzbz.”

Sebuah nasihat tidak disangka datang langsung dari ratu lebah. Ale tahu “Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri” adalah nasihat, tapi ia sebenarnya belum terlalu paham mengapa Tuba berkata demikian padanya. Ia berhenti dan memberanikan diri membiarkan beberapa kesalahan. “Bzzzz bzbzzzbbbz bzzzzz” alias “Terlalu banyak pentagon,” kata hatinya berat. 

Ia menamai miniaturnya dengan nama zzzzzB sebab kepalang cacat dan tidak percaya diri jika huruf kapital berada di awal nama. Jumlah huruf Z pun berjumlah 5 sesuai dengan bentuk miniatur sarangnya yang pentagonal.

Menjelang pagi, sudah saatnya miniatur sarangnya diuji ketahanan dengan digantung 3 hari 3 malam. Ale cemas dan merasa rendah diri. Ia tidak ikut menonton uji kekuatan miniatur sarang madunya. Ia datang di malam terakhir, saat angin badai diuji oleh Tuba dan hairdryer temuan kesayangannya. Ia terkejut melihat zzzzzB ternyata masih bertahan bersama 5 miniatur lainnya. 

Penonton diminta menjauh radius 50 antena lebah. Angin hairdryer mendesing kencang, Tuba dan ajudannya, yang membawa power bank, berputar putar. Membuat badai imitasi yang modern dan canggih. Lima puluh menit berlalu, hanya ada satu miniatur. Itulah zzzzzB. 

Lebah-lebah lainnya mulai menghampiri zzzzzB buatan Ale. Ia terkejut mendengar namanya dipanggil sebagai pemimpin proyek terpilih. Peresmiannya malam besok dan Ale langsung mengucapkan syukur sebab pidato peresmiannya belum siap. Ia segera menuju sel sarangnya dan merenung. 

Ternyata, kesalahan bentuk menjadi pentagon di luar dan heksagon di dalam itu menciptakan celah dalam yang lebih besar dengan rongga luar lebih kecil, membuat sarangnya justru bisa menyimpan lebih banyak madu berkualitas karena lebih tertutup. 

Miniatur sarang yang awalnya ia anggap cacat tidak heksagonal apalagi simetris, ternyata memiliki struktur yang lebih fleksibel dan kuat terhadap cuaca ekstrim dari lingkungan luar. Nektar yang susah payah ia bersihkan justru memperkuat sarang untuk bergantung di dahan pohon serta mempercantik sarangnya.

Di sore hari sebelum peresmian pemimpin proyek, ratu lebah menerima surat. Surat itu dari Eba perihal pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai menteri pembangunan di kawanan Lebah Hanimun. Tuba mengangguk mafhum membaca suratnya. Koloni Eba memang sebagian liar dan menyukai kebebasan, sehingga rentan terpapar CCD. 

Tuba pun mengiyakan permintaan pengunduran diri Eba sebab diduga tertular CCD dari anak remajanya. Sebagai ratu lebah yang bijak, Tuba tidak ingin menularkan pada lebah lain, khususnya di pemerintahannya. Ratu Lebah Hanimun ini terdiam sejenak. Ia tenang tanpa perlu berjoget-joget dan makan hingga kenyang sebab pengganti Eba sudah ada di depan mata.

Di dahan proyek Sarang Madu Saminta (Heksagon semi pentagon), tepat pada saat peresmian pemimpin proyek besar ini, Ale masih tidak menyangka. Dirinya resmi menjadi pimpinan proyek sekaligus menteri pembangunan pertama dari generasi  Zamzon. Kejadiannya begitu tiba-tiba, untunglah Ale siap dengan proyek rancangannya dan tahu bagaimana ia harus memimpin 59.999 lebah pekerja lain meskipun usianya lebih muda dari usia menteri pada umumnya. 

Ale mulai memimpin proyek pembangunan dan lebah-lebah lain mulai meniru “kesalahannya” dengan membuat sebuah sarang berbentuk heksagon semi pentagon ala Ale. Ale akhirnya paham maksud Tuba beberapa waktu yang lalu. Kesalahan yang selama ini ia takuti, justru menjadi sebuah inovasi bagi kawanan Lebah Hanimun yang tinggal di perkebunan apel dengan empat musim. 

Tak luput juga para sesepuh mendatangi proyek itu. Bersamaan, mereka terkagum dengan pekerjaan Ale. Lantas mempercayainya menjaga warisan liur untuk dikembangbiakkan sebagai bahan utama proyek pembangunan kedepannya, terutama proyek Sarang Madu Saminta. 

Tatkala telah menjadi menteri yang berhasil, Ale tidak lagi terobsesi dengan kesempurnaan. Ia belajar bahwa kadang-kadang, kesalahan kecil bisa menjadi sumber kekuatan dan inovasi baru karena itu ia selalu mengingat motto hidup barunya, setiap pagi ia berteriak. “Bzbzbzbzzbzbzzzzz bzbzbz bzbzzzzz!” maksudnya, “Ketidaksempurnaan adalah sempurna!”

Editor: Hanifah Azizah