Address
Jl. Rawamangun Muka, Pulo Gadung, Jakarta Timur, DKI Jakarta – 13220
Phone

Kesadaran Literasi Finansial: Kunci Kemerdekaan Finansial Sejak Muda


Sumber: Pexels

Andhika Amalia | Arutala | Manajemen (2022)

Dalam era informasi dengan opsi keuangan yang semakin melimpah ini, literasi keuangan memang menjadi hal yang semakin penting bagi setiap individu agar semuanya dapat mengelola uang dengan bijak. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam hal literasi keuangan tidak hanya membantu kita terhindar dari kesulitan finansial, tetapi juga memungkinkan kita untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi secara lebih efektif. Hal ini dikenal dengan literasi finansial. Literasi finansial adalah pengetahuan dan keterampilan individu terkait keuangan, termasuk pengaturan keuangan pribadi, investasi, menabung, pengelolaan utang, dan perencanaan keuangan di masa depan.

Peningkatan literasi keuangan sangat penting karena memengaruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari kebutuhan dasar sampai kebutuhan kompleks. Sayangnya masih sedikit generasi muda yang menyadari hal tersebut. Dikutip dari Kumparan.com, menurut OCBC NISP Financial Fitness Index 2022, banyak anak muda berusia 25—35 tahun di kota-kota besar Indonesia tidak mengelola keuangan dengan baik. Hanya 42% yang merasa yakin bahwa perencanaan finansial mereka akan berhasil, tetapi 80% tidak mencatat anggaran dan hanya 26% memiliki dana darurat. Selain itu, hanya 9% yang berinvestasi dan 8% yang mengikuti anggaran. Meskipun begitu, 78% tidak sepenuhnya memahami risiko berinvestasi. Banyak yang berinvestasi hanya karena mengikuti tren, bukan berdasarkan pemahaman yang mendalam.

Hal tersebut membuktikan bahwa kesadaran dan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan di kalangan anak muda masih perlu ditingkatkan. Penting bagi kita untuk belajar mencatat anggaran, membangun dana darurat, dan memahami risiko investasi agar dapat mencapai kestabilan dan kesuksesan finansial di masa depan. Edukasi finansial yang lebih mendalam dan praktik keuangan yang bijaksana harus menjadi prioritas bagi generasi muda.

Sering kali generasi muda hanya sibuk akan dunia dan merasa tidak punya cukup waktu untuk berpikir jauh menyusun rencana untuk masa depan, padahal sudah tidak bisa dibantah lagi manajemen finansial menjadi salah satu ilmu yang wajib dipelajari oleh manusia modern. Semakin dini disadari, semakin baik. Mengapa demikian? Seiring kita berjalan dewasa, semakin banyak beban dan tanggungan yang akan kita emban. Mempersiapkan kematangan finansial sedini mungkin merupakan sebuah langkah yang strategis untuk dilakukan, apalagi di era yang semakin kompetitif seperti saat ini.

Salah satu aspek penting dari literasi keuangan, yaitu mengenai pemahaman tentang pengelolaan penghasilan. Aspek ini melibatkan hal-hal seperti pembuatan anggaran, mengetahui cara memprioritaskan pengeluaran, dan menyisihkan dana untuk tabungan serta investasi. Memiliki pemahaman yang baik tentang berapa banyak yang dikeluarkan dapat meminimalisasi pengeluaran sehingga akan memaksimalkan tabungan.

Sangat banyak dari kita, terutama generasi muda, yang belum menerapkan pengelolaan anggaran, hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya, seperti faktor kurangnya pengetahuan, kurangnya kesiapan mental, kurang disiplin, dan lain sebagainya. Sebagian dari generasi muda memang sudah mulai menyadari betapa pentingnya manajemen keuangan, tetapi belum dapat mempraktikannya di dunia nyata.

Sering kali generasi muda merasa belum siap dan menunda-nunda, padahal kalau mengandalkan kesiapan terus-menerus, selamanya kita tidak akan pernah merasa benar-benar siap. Ada juga yang sudah mulai mempraktikannya, tetapi belum bisa disiplin melakukan secara rutin. Meskipun begitu, hal tersebut merupakan langkah bagus, dibanding tidak pernah mencoba sama sekali.

Mayoritas dari kita menyadari bahwa membelanjakan uang sering memberikan kepuasan yang lebih cepat dibandingkan ketika kita menaruh uang kita sebagai sebuah tabungan. Sensasi bahagia dari membeli barang baru atau bepergian ke tempat wisata memberikan kepuasan instan yang langsung terasa. Namun, perlu diingat bahwa kebahagiaan tersebut hanya bersifat sementara dan dapat berdampak buruk dalam jangka panjang.

Penting untuk memahami bahwa kebiasaan mengonsumsi berlebihan tanpa memperhatikan keuangan yang sehat dapat memiliki dampak merugikan dalam jangka waktu yang lebih lama. Pengeluaran yang berlebihan dapat menyebabkan tabungan tergerus, utang bertambah, bahkan dapat mengganggu stabilitas keuangan secara keseluruhan. Memang terasa menyenangkan saat itu, tetapi konsekuensi dari perilaku konsumtif ini dapat dirasakan dalam jangka waktu yang lebih lama, seperti kesulitan keuangan di masa depan, ketidakstabilan finansial, dan stres serta kecemasan terkait uang.

Faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas menjadi alasan penting untuk memiliki literasi finansial yang baik untuk memahami pentingnya menabung dan mengelola keuangan secara bijak. Menabung bukanlah tindakan yang memberikan kepuasan seketika, melainkan langkah strategis untuk menciptakan keamanan finansial di masa depan. Dengan menabung secara teratur dan mengelola keuangan dengan bijak, seseorang dapat membangun pondasi keuangan yang kuat, mengatasi tantangan keuangan yang mungkin muncul, dan mencapai tujuan keuangan dalam jangka panjang.

Kemudian, cara pandang kita juga memiliki pengaruh yang besar terhadap cara kita memperlakukan uang. Pemahaman yang umum di sekitar kita tentang kekayaan sering kali dipengaruhi oleh pandangan terhadap cara seseorang menggunakan uangnya. Orang sering dianggap “crazy rich” berdasarkan seberapa tidak masuk akalnya nominal yang mereka keluarkan. Semakin ekstrim dan tidak masuk akal cara mereka menghabiskan uang, semakin besar kesan bahwa mereka memiliki kekayaan yang besar. Namun, ini hanyalah pandangan yang dangkal.

Menurut Indra Ismawan dalam buku The Art of Money (2022), sebenarnya istilah “crazy rich” seharusnya lebih terkait dengan jumlah kekayaan yang dimiliki seseorang daripada seberapa banyak uang yang mereka keluarkan. Kekayaan sejati tidak hanya terlihat dari gaya hidup mewah dan pemborosan, tetapi juga dari kemampuan untuk mengelola kekayaan dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Seseorang yang kaya sejati mungkin tidak selalu terlihat menghabiskan uang secara berlebihan, tetapi lebih fokus pada pengelolaan kekayaan jangka panjang dan investasi yang cerdas.

Istilah “crazy rich” yang familier bagi kita semua, di mana godaan untuk terlihat mapan dan mewah menjadi tantangan bagi kita, tidak hanya di generasi ini, generasi sebelum kita juga pasti pernah mengalami hal yang sama. Jebakan ini tidak mengenal umur, siapa pun bisa tergoda, bahkan ketika tidak muda lagi. Kita mudah tergoda untuk membeli sesuatu yang mahal dan sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Tujuan dari membeli barang tersebut sering kali hanya untuk membuat kesan kepada orang lain. Dibanding memaksakan diri, kita selalu punya pilihan alternatif untuk membeli barang sesuai kemampuan kita.

Maka dari itu, dapat kita pahami bahwa jumlah uang yang dikeluarkan seseorang tidak selalu mencerminkan seberapa kaya mereka sebenarnya. Kekayaan sejatinya dilihat dari aset, investasi, dan nilai bersih seseorang, bukan dari seberapa besar mereka menghabiskan uang. Masyarakat perlu memahami bahwa penilaian terhadap kekayaan seseorang seharusnya lebih komprehensif daripada sekadar melihat pola konsumtif mereka. Kadang yang terlihat memang tidak selalu mencerminkan makna yang sebenarnya.

Literasi finansial tidak hanya melibatkan pemahaman konsep dasar keuangan, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan praktis dalam mengelola uang dengan cerdas dan merencanakan masa depan yang lebih baik. Dengan memahami cara mengelola pendapatan, mengatur pengeluaran secara bijaksana, menabung secara teratur, dan mengelola keuangan dengan cermat, generasi muda dapat membangun pondasi keuangan yang solid dan mencapai kemerdekaan finansial.

Penting juga untuk menyadari perbedaan besar antara kebutuhan dan keinginan, serta untuk mengelola uang dengan bijaksana, bukan hanya untuk memenuhi keinginan instan dan membuat orang lain terkesan. Oleh karena itu, sebagai generasi muda, kita masih memiliki banyak kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Oleh karena itu, literasi finansial adalah alat yang kuat untuk membantu kita mencapai tujuan tersebut. Generasi muda dapat memanfaatkan berbagai sumber daya edukasi keuangan yang tersedia dan terus belajar untuk memastikan kita dapat meraih kebebasan finansial untuk masa depan yang lebih stabil.

Editor: Salsabila Azahra