Hilal Wildan Ainun Nizam | Eunopia | Pendidikan Bahasa Arab (2022)
Aku terbangun di sebuah tempat yang serba putih. Ah, kenapa jadi begini akhirnya? Ini semua berawal dari perjodohan itu. Jika saja itu tidak dilaksanakan, aku tidak akan kabur dengan kuda yang tidak bisa kukendalikan dan mati tersungkur. Di saat aku sedang asik bersumpah serapah, dua orang pria mendatangiku. Kenapa pula mereka bisa ada di sini?
“Kami yang seharusnya bilang begitu.”
Mereka adalah dua pesilat mumpuni yang merupakan kandidat terkuat untuk menjadi calon suamiku. Mereka sebenarnya berkawan dekat. Andaikan mereka tidak bersikap sok jago, mereka tidak akan mati konyol—bertarung sampai mati—dan membuat kepala kampung sialan yang berniat menjadikanku sebagai istri ketiganya itu keluar sebagai pemenang. Aku juga tidak perlu mati begini pada akhirnya.
“Nah, sekarang siapa di antara kalian yang akan mempersuntingku?” Aku menawarkan diriku sendiri pada mereka. Sialnya, mereka berdua malah saling menjauh dan memasang kuda-kuda. Ah, kenapa sih para jagoan ini tidak pernah mau mengalah?!