Address
Jl. Rawamangun Muka, Pulo Gadung, Jakarta Timur, DKI Jakarta – 13220
Phone

Berdamai dengan Skizofrenia bersama Keluarga


Andhika Amalia | Arutala | Manajemen (2022)

Sumber Gambar: imdb.com

 

Judul: A beautiful mind

Tahun rilis: 2001

Genre: Biografi, drama, misteri

Penulis: Akiva Goldsman, Sylvia Nasar

Skizofrenia merupakan jenis gangguan jiwa yang masuk kategori berat, karena memengaruhi proses berpikir penderitanya. Penderitanya ini sering kali tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan halusinasi. Hal inilah di alami oleh John Nash. Sebagai pemecah kode rahasia, waspada bukan lah hal yang asing. Namun bagaimana jadinya jika semakin lama kewaspadaan itu berkembang menjadi ketakutan yang menghantui kehidupan? Itulah awal dari kisah dalam film A Beautiful Mind. Film ini menceritakan kehidupan John Nash, seorang matematikawan jenius yang menderita skizofrenia. Kegeniusannya yang luar biasa justru menjadi sumber penderitaannya ketika ia mulai berjuang melawan halusinasi dan delusi yang mengganggu kehidupannya.

Film ini dengan cemerlang menggambarkan bagaimana batas antara realitas dan ilusi menjadi kabur bagi Nash, serta upayanya untuk tetap waras dan mempertahankan kehidupan pribadinya. A Beautiful Mind tidak hanya menampilkan performa luar biasa dari Russell Crowe sebagai Nash, tetapi juga menyajikan narasi yang mendalam tentang kekuatan cinta, persahabatan, dan ketekunan dalam menghadapi tantangan mental yang berat.

Hidup bersama-sama dengan halusinasi dan ketakutan, membuat hidupnya perlahan menjadi kacau. Beberapa kali juga ditunjukan Nash yang hampir membahayakan orang terdekatnya karena halusinasi yang tak bisa dikontrolnya ini. Film ini menggambarkan perjuangannya yang tak henti-hentinya melawan penyakit mental yang membelenggu pikirannya. Meskipun demikian, dengan dukungan dari istrinya, Alicia, Nash berusaha menemukan cara untuk hidup berdampingan dengan penyakitnya. Film ini mengajak penonton untuk memahami kompleksitas skizofrenia dan betapa pentingnya dukungan dari orang-orang terdekat dalam menghadapi tantangan hidup yang berat

Awalnya, Ia tidak semerta-merta mempercayai vonis dokter yang memeriksanya, ia, bahkan saya sebagai penonton juga dibuat curiga dan sempat berpikir bahwa John Nash divonis mengidap skizofrenia untuk membungkamnya, mengingat pekerjaan sampingannya sebagai pemecah kode untuk agen rahasia. Kecurigaan ini semakin diperkuat oleh ketidakjelasan antara tugas rahasia Nash dan gejala penyakitnya, membuat kita bertanya-tanya apakah penyakitnya nyata atau bagian dari konspirasi yang lebih besar.

Kecurigaan ini semakin diperkuat oleh ketidakjelasan antara tugas rahasia Nash dan gejala penyakitnya, membuat kita bertanya-tanya apakah penyakitnya nyata atau bagian dari konspirasi yang lebih besar. Ketidakpastian ini menambah lapisan kompleksitas pada cerita, mengaburkan garis antara kenyataan dan ilusi, dan membuat kita sebagai penonton merasakan kebingungan yang sama seperti yang dialami Nash. Perjalanan Nash untuk menemukan kebenaran tentang dirinya sendiri menjadi salah satu aspek paling menggugah dari film ini, membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang perjuangannya melawan skizofrenia

Sangat sulit menerima kenyataan bahwa pekerjaan yang dicintainya tidak pernah ada, Orang yang berharga baginya tidaklah nyata, mereka tak pernah ada. Mereka hanya bagian dari halusinasi Nash yang sama sekali jauh dari realita. Kenyataan ini menjadi pukulan berat bagi Nash, karena ia harus belajar untuk memisahkan apa yang nyata dan apa yang hanya ada dalam pikirannya. 

Film A Beautiful Mind menggambarkan dengan mendalam betapa memilukannya saat Nash menyadari bahwa sebagian besar hidupnya dipenuhi oleh bayangan yang tidak nyata. Namun, di tengah kepahitan tersebut, ia tetap berusaha untuk menemukan keseimbangan dan makna dalam hidupnya yang sebenarnya, berjuang untuk tetap waras dan mempertahankan hubungan dengan orang-orang yang benar-benar nyata di sekitarnya.

Setelah mulai berdamai dengan skizofrenianya, ia mulai menjalani kembali profesinya sebagai seorang dosen di sebuah universitas. Di sanalah kita bisa melihat perjuangannya untuk bisa bertahan dan berkamuflase menjadi manusia normal. Bukan hal mudah. Berkali kali John Nash kerap kedapatan sedang berbicara sendiri, berteriak teriak, hingga menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Orang-orang tersebut tidak memahami apa yang sedang dialami John Nash, sebagian tidak peduli, sebagian menjadikannya bahan tertawaan. 

Sungguh ironis melihat apa yang terjadi pada John Nash. Perilaku masyarakat yang tidak mengerti dan tidak peduli terhadap kondisi mentalnya semakin memperberat beban yang harus ia tanggung. Namun, keteguhan hati dan dukungan dari istrinya memberikan harapan dan kekuatan bagi Nash untuk terus berjuang. A Beautiful Mind tidak hanya memaparkan kisah tentang skizofrenia, tetapi juga menyoroti pentingnya empati dan pemahaman dalam menghadapi orang-orang yang mengalami gangguan mental.

Dalam film ii juga ditampilkan betapa peran Alice sebagai istri sangat penting bagi kondisi Nash. Seperti yang dikutip dari buku Aku Kenal Skizofrenia (2022) oleh Apt. noor Cahaya, keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam perawatan, rehabilitasi, dan pemulihan penderita skizofrenia. Alice tidak hanya berperan sebagai pendamping hidup tetapi juga sebagai pengasuh, pendukung emosional, dan jembatan antara Nash dan realitas. 

Ketulusan dan kesabarannya dalam menghadapi kondisi Nash menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan mental yang berat. Tanpa dukungan dari Alice, perjuangan Nash untuk menavigasi hidup dengan skizofrenia mungkin akan jauh lebih sulit dan penuh dengan kesulitan yang lebih besar.

A Beautiful Mind berhasil menyampaikan pesan bahwa meskipun hidup dengan skizofrenia penuh dengan tantangan yang berat, dukungan dari orang-orang terdekat dan keteguhan hati dapat membantu penderita untuk menemukan harapan dan makna dalam hidup. Film ini menjadi sebuah peringatan yang kuat tentang pentingnya empati, pemahaman, dan cinta dalam mendukung mereka yang menghadapi gangguan mental.

sumber: 

Cahaya, A. N. (2022). Aku Kenal Skizofrenia. CV. Bintang Semesta Media.

 

Editor: Annisa Deli Indriyanti