Hanifah Azizah | Arutala | Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2023)

Judul film : The Annoying Brother
Tanggal rilis: 21 Desember 2016 (Indonesia)
Genre : Drama-komedi
Sutradara : Kwon Soo-Kyung
Durasi : 1 jam 50 menit
Menjadi manusia memang tidak mudah dan berinteraksi dengan manusia lain juga sangat tidak mudah karena pada dasarnya manusia itu sangatlah kompleks. Namun, tidak berarti manusia harus hidup seorang diri karena selain manusia itu kompleks, manusia juga adalah makhluk sosial yang tidak bisa jika hidup tanpa ada campur tangan dari manusia lain. Contoh terdekatnya saja, yaitu dalam lingkup keluarga. Dalam keluarga, anak tidak bisa lahir jika tidak ada interaksi dari orang tua mereka dan anak bisa hidup jika ada sosok orang tua atau orang dewasa yang merawatnya dari bayi hingga akhirnya bisa menjadi panutan bagi keturunannya, serta rumah akan sunyi jika tidak ada nyanyian-nyanyian dari kakak dan adik.
Selain soal campur tangan, manusia dalam menjalani kehidupan yang terkadang berada dalam titik terendah atau ketika berada dalam kegelapan hingga terkadang memerlukan dukungan dari orang terdekat ataupun dari orang yang tak dikenal sekalipun, baik berbentuk motivasi, validasi, tempat curhat, atau yang lainnya yang tentunya kurang bisa didapatkan dari diri sendiri. Meski begitu dukungan yang datang dari diri sendiri tidak boleh terlupakan karena meski mendapat banyak dukungan dari luar, tapi jika di dalam dirinya tidak melakukan pendukungan, maka sia-sialah dukungan dari luar itu karena sejatinya saat di titik terendah kesadaran untuk bangkit dalam diri merupakan pondasi pertama. Kejadian itu juga tergambar dalam film yang berjudul The Annoying Brother (2016).
Dalam film ini digambarkan kehidupan seorang Do-young yang tidak menerima orang lain di sisinya karena kekurangan yang dimilikinya, yaitu mengalami kehilangan penglihatan, tetapi akhirnya datang seorang pria yang menjadi kakak sambungnya bernama Do-sik dan kehadirannya pun berhasil mengubah kehidupan Do-young yang semula hidup layak seperti air keruh yang mengalir. Perubahan manusia akan hidupnya memang bisa terjadi. Pernyataan itu juga dijelaskan dalam sebuah buku yang berjudul Berani Tidak Disukai (2019) karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga pada bab “Mengapa Manusia Bisa Berubah” yang tulisannya disampaikan dalam bentuk tanya jawab dari seorang pemuda dan filsuf. Pada bab ini seorang pemuda berpikir bahwa manusia tidak bisa berubah dan masa sekarang ditentukan oleh masa lalu yang sudah dihadapi, tapi pemikirannya sangat berkebalikan dengan sang filsuf.
Sang filsuf berpendapat bahwa semua manusia bisa berubah karena ia menganut teori psikologi Adler yang dalam teori itu tidak memikirkan sebab yang sudah terjadi, tapi fokusnya pada tujuan saat ini. Hal ini juga yang terjadi dalam film The Annoying Brother, ketika Do-young yang mulai menerima kehadiran kakak sambungnya serta berani untuk memulai dan menata kehidupannya sebagai seorang atlet judo yang pada saat itu dirinya sempat vakum karena cedera penglihatan yang dialaminnya. Kembali hadirnya tujuan hidup Do-young itu karena adanya dukungan terus-menerus dari kakak sambung dan juga dari diri Do-young sendiri yang mau menerima kehadiran orang lain di sisinya atau ada kemauan untuk berubah.
Selain dukungan dari orang terdekat seperti dalam film The Annoying Brother, dukungan dari orang yang tidak punya hubungan keluarga bisa membuat manusia itu berubah. Misalnya, pada saat Do-young mendapatkan dukungan dari pelatihnya untuk bergabung atau mengikuti Paralympic Judo, yang merupakan ajang perlombaan olahraga untuk penyandang disabilitas. Mendapatkan dukungan selain dari keluarga tentu akan memiliki dampak, salah satunya adalah hadirnya keinginan untuk menjalani hidup kembali Terdengar biasa saja bukan kata-kata itu? Namun, jika kata-kata itu diberikan kepada orang yang membutuhkan, maka dampaknya dapat diibaratkan bagai mendapatkan cahaya ketika berada dalam gua gelap yang ia tinggal selama ini.
Hal ini juga dibuktikan dalam artikel yang berjudul Peran Dukungan Sosial Keluarga dalam Proses Penyembuhan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) (2021) oleh Octavia Indri Puspita Dewo dan Nurchayati, yaitu berbagai dukungan yang diberikan oleh keluarga dalam proses penyembuhan, membantu ODGJ mengalami kemajuan atau perubahan positif dalam dirinya. Perubahan tersebut juga menimbulkan tanggapan positif dari keluarga. Seperti Do-young yang membuka diri dengan orang lain dan melihat masa depannya dengan cara yang berbeda karena adanya perubahan sikap dari kakak sambungnya serta hadirnya dukungan dari pelatih yang menjadikan proses penyembuhan kehidupan Do-young bisa terjadi.
The Annoying Brother mengajarkan kepada kita ketika manusia dalam titik terendahnya dan tidak bisa berbuat begitu banyak maka dukungan dari luar sangat penting untuk didapatkan atau diberikan. Meski hanya berupa kata-kata yang dalam kehidupan sehari-hari terdengar seperti omong kosong, tapi jika dikatakan saat dibutuhkan, maka kata-kata itu seperti pertolongan. Jangan ragu untuk membantu atau memberikan dukungan karena mungkin ada satu kehidupan yang berubah dan menjadi lebih baik. Misalnya, pada hidup Do-young.
Editor: Annisa Deli Indriyanti