Address
Jl. Rawamangun Muka, Pulo Gadung, Jakarta Timur, DKI Jakarta – 13220

Mengarungi Dunia dengan Menaklukkan Rasa Takut


Doni Ardianto | Meliorema | Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2024)

 

Nama Buku: Edensor 

Penulis: Andrea Hirata 

Tebal Buku: 288 halaman

Penerbit: PT Bentang Pustaka 

ISBN: 978-602-7888-98-2

Tahun Terbit: 2007

 

Selepas SMA, Arai dan Ikal pergi bekerja di Pulau Jawa, tepatnya di kawasan Bogor. Mereka melamar berbagai pekerjaan, salah satunya di perusahaan penyedia dapur yang bertugas menjual panci dari rumah ke rumah di sebuah komplek.  Meskipun sempat diterima, tidak sampai beberapa minggu, Arai dan Ikal dikeluarkan karena katanya penjualan mereka memalukan. Akhirnya, setelah berusaha lagi, Arai diterima di perusahaan pos, sedangkan Ikal merantau ke Kalimantan.

Kisah Arai dan Ikal dari Novel ketiga tetralogi Laskar Pelangi ciptaan Andrea Hirata. Menceritakan perjuangan seorang anak dari Belitong yang ingin mewujudkan mimpi mustahil mereka sebagai seorang anak yang tidak mempunyai keistimewaan di kehidupan untuk ke luar negeri. Dalam kisahnya, Arai dan Ikal tidak hanya berkelana ke seluruh dunia, tetapi mencari cinta sejati mereka. Kisah cinta Ikal yang unik sebab bukan hanya ia yang mengejar pujaan hati, yaitu A Ling. Namun, rupanya Ikal sendiri telah menjadi pujaan hati seorang gadis cantik asal Eropa bernama, Katya Kristanema ketibang laki-laki eropa yang ada di kampusnya. Sedangkan Arai memperjuangkan keinginannya untuk mendapatkan Nirmala yang diidamkan sejak SMA. 

Novel ini menjadi lanjutan dari tetralogi sebelumnya, yaitu Sang Pemimpi, yang menceritakan kisah dua anak yang bermimpi untuk masuk ke Universitas Sorbonne berkat beasiswa yang mampu mengubah hidup mereka. Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang seorang dua anak yaitu Arai dan ikal yang masih kecil suka membuat onar di kampungnya yaitu Belitong. Walaupun mereka suka membuat onar, mereka tetap ingin mewujudkan mimpinya dengan giat belajar. Salah satu inspirasi melalui perkataan gurunya, “Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Perancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban.”

Perkataan Drs. Julian Ichsan Balia—guru sastra mereka—mampu menghipnotis hingga menjadi harapan untuk masuk ke Universitas Sorbonne walaupun dirasa sulit, tekad dan harapan mereka sangat tinggi. Sejak saat itu Arai dan Ikal melakukan cita citanya dengan belajar dan bekerja agar sampai ke Prancis. 

Novel Edensor menjadi perwujudan nyata dari mimpi teman sejati yang pernah berguru ke Taikong Hamim—guru dari Arai dan Ikal dimulai sejak ia memasuki tangga SMA. Misi mereka tetap sama, yaitu melakukan perjalanan yang tak terbayangkan oleh mereka sebelumnya, melakukan perjalanan di luar negeri. Tempat yang terasa asing dan memiliki kebudayaan yang lain bagi mereka. Novel ini diawali dengan sedikit kisah pertemuan Ikal dan Arai sebagai pemicu ingatan pembaca pada novel sebelumnya.

Ketika melanjutkan pendidikan ke Universitas Sorbonne, Perancis, perjalanan Arai dan Ikal tidak mudah begitu saja. Mereka terjebak di bawah badai salju yang lebat sampai melakukan perjalanan ke Brugge, Belgia untuk mendapatkan pertolongan. Mereka sempat berteduh di bawah pohon yang membuat mereka hampir mati dan bertahan dengan cara membakar ikan serta makanan lain yang diberikan ayahnya ketika masih di Belitong. Kemudian di Perancis mereka mendapatkan tantangan dari temannya untuk melakukan perjalanan jauh ke Eropa. Selanjutnya, Arai dan Ikal melakukan perjalanan mereka mulai dari: Belanda, Italia, hingga Austria. Tidak hanya itu, mereka melakukan perjalanan ke selatan menuju benua Afrika.

Untuk mewarnai cerita agar tidak monoton, digambarkan momen menarik di saat Arai dan Ikal menggunakan kostum Ikan duyung. Momen menarik ini dimanfaatkan mereka untuk melakukan hiburan kepada orang di Eropa bahkan sempat dilakukan juga di Italia. Mereka akhirnya mendapatkan uang dari pertunjukan duyung itu karena mereka telah melakukan pertunjukan dengan baik. Hasil uang itu dipakai buat mereka bertahan dalam perjalanan di Eropa-Afrika. 

Sewaktu mereka singgah di Austria, mereka melakukan rehat sejenak di sebuah masjid. Mereka bertemu warga setempat dan seorang ustaz yang mirip dengan Taiman Haikong. Hal itu menjadi pemicu rindu kepada tempat tinggal mereka, yaitu Kampung Belitong. Terutama Ikal yang merindukan kekasihnya, A Ling. Pembawaan novel ini seakan membawa kita menjadi anak yang memiliki sebuah keinginan besar yang mustahil terjadi, tapi bisa diwujudkan melalui usaha. Andrea Hirata sebagai penulis sangat bagus untuk menggambarkan corak kehidupan di luar negeri khususnya Benua Eropa hingga keadaan sosialnya, cara perilaku orang eropa dan yang terpenting cara untuk bisa bertahan hidup dari perbedaan iklim di luar negeri. 

Buku ini bagus untuk dibaca, tetapi secara makna judul dari Edensor sendiri masih bingung ketika saya membaca hingga akhir. Ini menjadi tanda tanya, apakah maksud penulis dari Edensor ini? Selain itu, pada awal cerita penulis tidak menceritakan secara rinci cara mereka bisa kuliah, mungkin karena ini lanjutan dari novel sebelumnya yaitu Sang Pemimpi, maka penceritaan tokoh utama harusnya tidak ada dalam novel ini. Pengenalan cerita dari tokoh utama semestinya ada dalam novel yang kedua saja. 

Sampul buku Edensor sendiri agak membingungkan menurut saya. Mungkin karena saya juga kurang mengerti apa arti dari ederson, sehingga sulit menilai kesesuaian antara visualisasi sampul dengan judul novel. Namun, apa pun itu, novel ini menjadi daya tarik pembaca dengan akhir cerita yang dapat menimbulkan pertanyaan bagi pembaca kalau ingin melihat cerita selanjutnya dari kisah Ikal dan Arai.

 

Editor: Syifa Fayadia Isnaeni