Sejarah perkembangan Lembaga Kajian Mahasiswa (LKM)bermula dari kumpulan beberapa mahasiswa untuk mendirikan Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa Ekaprasetya (FODIM-E) IKIP Jakarta pada tanggal 18 Juni 1981. Awalnya lembaga kemahasiswaan ini didirikan dengan tujuan untuk membantu IKIP Jakarta dalam membina dan mengembangkan masyarakat yang ilmiah, kritis, dan dinamis guna menunjang pendidikan serta pembinaan lembaga perguruan tinggi hingga tercapainya insan akademis yang berdasarkan Pancasila. Moto yang dipakai saat itu ialah “Kata hatiku adalah kata hatimu”.

Seiring dengan derasnya arus informasi yang menuntut adanya transformasi menuju progresivitas, FODIM-E mengonversi menjadi Lembaga Kajian Mahasiswa (LKM) pada 25 Oktober 1998 dengan moto “Berpikir Cerdas Berpijak pada Kebenaran”. LKM UNJ sebagai unit kemahasiswaan yang bergerak di bidang penalaran membekali anggotanya dengan kemampuan menulis (esai, resensi, feature, jurnalisme sastrawi) dan kajian lintas ilmu serta disiplin. LKM hendak membiasakan hidup dengan literasi, membaca, dan menulis. Awalnya, tulisan anggota LKM hanya berupa buletin maupun selebaran. Seiring perkembangan maka sudah saatnya penerbitan buku menjadi fokus tersendiri.

Para pegiat LKM telah menelurkan berbagai karyanya dalam bentuk buku, diantaranya Kado untuk Indonesia, Kemiskinan Kota, dan Restorasi Pendidikan Indonesia (diterbitkan oleh Ar-Ruzz Media: 2011). Sementara buku- buku terbaru LKM yang diterbitkan oleh penerbit buku Pustaka Kaji antara lain Serikat Islam Semarang dan Onderwijs, Aku Jatuh Cinta Menulis, Manusia Kampus, Masyarakat Desa, Endemis Modernitas, Landmark Jakarta, Hikayat Kampung Jakarta, Menali kehidupan Meraut Kesabaran, Literasi Dalam Pendidikan, Mondok di Pengisahan, Singgung Sungging, Pendekar Pustaka, Bunga-bunga Kiev, Gembala, dan Lidah Membaca Makanan.